Minggu, 16 September 2012

Said Bin Zaid (salah seorang yang dicintai Allah)




Orang ke Sembilan Yang Mendapat Kabar
Gembira
         Nama lengkapnya adalah Sai'id bin Zaid bin'Amru bin Nufail bin Abduluzza bin Al'adwa. Ibunya Fathimah bin Ba'jah bin Malik Alkhuzaiyyah. Fathimah termasuk orang yang lebih dahulu masul islam, dan anaknya, Sa'id pun termasuk gelombang pertama yang masuk Islam, sebelum Raslullah Saw memasuki Daarul Arqom. Dia ikut berhijrah dan turut serta dalam peperangan Uhud.Namun dia tidak ikut serta dalam peperangan Badar karena waktu itu ia sedang melakukan tugas mengintai kafilah dan kekuatan lawan yang sedang dalam perjalanan dari negeri Syam. Tugas ini dalam rangka rencana Rasulullah untuk perang Badar.
         Rasulullah Saw tidak mau mengambil keputusan begitu saja sebelum ia mengetahui dan menguasai situasi dan kondisi. Setelah itu ia lalu menyusun taktik dan strategi.
         Rasulullah Saw dan para sahabat selalu merundingkan taktik dan strategi agar tidak disergap kekuatan lawan yang jauh lebih besar dan lebih lengkap peralatan perangnya, karena hal ini bisa berakibat fatal bagi pasukan Islam dan dakwah islamiah.
         Dalam tugas pengintaian tersebut, Said Ra ditemani oleh Thalhah bin Ubaidillah.
Sa'id memeluk agama Islam sebelum Umar ibnul Khattab. Istrinya adalah adik Umar sendiri, yaitu Fathimah binti Khattab.
         Zaid bin Amru bin Nufai, ayah Said termasuk orang yang meninggalkan penyembahan berhala sebelum Muhammad diutus menjadi nabi dan rasul. Zaid bin Amru bin Nufail mengumumkan keyakinannya itu secara terbuka di hadapan Quraisy. Ia berkata, "Wahai, kaum Quraisy apakah ada di antara kalian selain aku yang menganut agama Ibrahim?"

         Zaid bin Amru kemudian berkata kepada rekannya, Aamir, "Aku sedang menanti seorang nabi dari keturunan Ismail yang akan diutus. Aku kira aku tidak akan sempat melihatnya tapi aku beriman kepadanya dan menyakini kebenarannya. Aku bersyahadat bahwa dia adalah nabi. Jika kamu panjang umur dan sempat bertemu dengan dia sampaikan salamku kepadanya.
         Amru bin Nufai wafat ketika kaum Quraisy memperbarui bangunan Ka'bah sebelum diutusnya nabi Muhammad Saw. Itulah Amru bin Nufail yang telah meniggalkan tradisi Quraisy dari penyembahan berhala, minuman keras, permainan hiburan yang merusak dan beralih menyembah Allah dalam ajaran nabi Ibrahim.
        Dia menentang sekali penguburan hidup-hidup bayi perempuan. Dia berusaha mencegahnya dan berkata, "Jangan kamu membunuhnya. Aku yang akan memeliharanya. "Lalu diambilnya bayi itu dan diasuhnya sampai besar. Kemudian ditawarkan kepada ayahnya seraya berkata, "Kalau kamu mau mengambilnya sekarang silahkan dan kalau tidak aku akan tetap mengasuhnya."

        Allah Swt telah memberi hidayah kepada tiga orang tanpa melalui kitb atau nabi mereka , yaitu: (1) Zaid bin Amru bin Nufai; (2)Abu Dzar Alghiffari; (3) Salaman Alfarisi.
        Oleh karena itu tidaklah heran bila langkah-langkah yang ditempuh Zaid sejalan dengan ayahnya yang telah mengenal Tuhanya dan jiwanya pun  sarat dengan keimanan.
        Said adalah seorang pemberani, tidak takut celaan orang yang suka mencela selama dia di jalan Allah. Ia juga murah tangan dan dermawan, kuat menahan diri dari penyimpangan hawa nafsu dan termasuk orang yang dikabulkan doanya.
         Banyak dari kalangan lemah dan miskin berkumpul di rumahnya untuk mencari ketentraman dan keamanan. Di rumah Zaid mereka memperoleh makanan penghilang rasa lapar. Mereka juga mendapat keamanan dan ketenangan dari rasa takut.
         Memang benar apa yang dikatakan orang.  "Anak adalah rahasia ayahnya".
Zaid selalu mendampingi Rasulullah Saw. Pada waktu damai ia selalu berada di belakang Rasulullah Saw, dan berada di depannya saat perang.


Kehidupan Militer
          Seluruh kehiduannya dicurahkan untuk tugas-tugas bertempur. Dia juga termasuk kalangan orang-orang yang disebut sebagai "Prajurit tak dikenal."
Setiap kali dicalonkan untuk menjabat pemerintahan ia selalu menolak dan menyerahkan agar menunjuki orang lain saja. Hal ini disebabkan karena  ia ingin melanjutkan karir kemiliterannya dan ingin mati syahid di medan perang fisabilillah.
         Tawaran untuk diangkat sebagai gubernur Damaskus ditolaknya dengan suratnya kepada panglima pasukan Abu Ubaidah ibnul Jarrah. Inilah bunyi suratnya:
       "Salam kepada anda.
Aku bertahmid kepada Allah yang tiada Tuhan melainkan dia.
Amma ba'du

      Aku tidak mengutamakan anda dan kawan-kawan anda terhadap jihad yang aku tetapkan bagi diriku dan bagi segala sesuatu yang mendekatkan aku kepada keridhoan Robbku.
       Apabila surat ini sampai di tangan anda maka tunjuklah tugas yang anda tentukan itu kepada orang lain yang lebih menyukai jabatan tersebut daripada aku.
Insya Allah dalam waktu dekat ini aku akan datang menemui anda.

Salam untuk anda.

Suatu Pelajaran Yang Agung
          Said bin Zaid adalh ipar khalifah Umar ibnul Khattab Ra. Tetapi dia belum pernah berambisi ingin menduduki suatu jabatan atau menggunakan "kesempatan emas"  itu untuk menduduki suatu kedudukan.
          Dalam usianya yang sudah mencapai tujuh puluh tahun lebih Said, si prajurit yang selalu siap terjun ke medan perang lebih condong memilih pendekatan dirinya dengan masjid Rasulullah Saw. Di situ ia menunaikan shalat fardunya dengan khusyu dan sambil mengenang masa lalu.
          Said bin Zaid sangat dihormati dan di sayangi penduduk kota Madinah. Ia benci pada orang yang suka menzalimi dirinya sendiri dan suka menzalimi orang lain. Ia termasuk orang yang terkabul doanya (mujabul dakwah) apabila mendoa sesuatu.
          Pada suatu ketika seorang wanita bernama Arwa binti Aus menuduh Said menzaliminya dengan merampas tanahnya dan ia melaporkannya kepada penguasa kota Madinah yaitu Marwan ibnul Hakam.
          Said membela diri dengan mengucapkan, "Apakah patut aku menzaliminya sedang aku pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda:
                 "Barang siapa menzalimi orang sejengkal tanah maka Allah akan melilitnya pada hari kiamat dengan tujuh lingkaran bumi."

           Lalu Said menengadahkan wajahnya ke langit dan berdoa: "Ya, Allah apabila dia menciptakan kebohongan jangan Engkau mematikannya kecuali sesudah dia buta dan Engkau menjadikan sumurnya sebagai kuburan.
           Tenyata Allah benar-benar mengabulkan doa Said. Wanita yang memang dikenal suka mnzalimi orang itu menjadi buta dan ia mati di dalam sumurnya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar