Senin, 17 September 2012

Abu Ubaidah Ibnul Jarrah (pemegang amanat umat dan amanat Rasulullah Saw)




      Rasulullah Saw bersabda:
                    "Tiap-tiap umat ada orang pemegang amanat, dan pemegang amanat umat ini ialah Abu Ubaidah ibnul Jarrah."
      Kita perlu mengkaji sejarah orang besar ini dan memetik pelajaran dari padanya. Terlebih-lebih dewasa ini dunia kita sudah kehilangan amanat. kecurangan dan pengkhianatan telah merajalela merasuki seluruh lapisan masyarakat dan segala aspek kehidupan mereka.


Ujian Maha Berat
       Abu Ubaidah dihadapkan pada dua timbangan, manakah yang akan menjadi pilihannya, ayahnya yanh kafir atau keislamannya yang diridhoi Allah?
       Ketika perang Badar, Abu Ubaidah ikut memperkokoh dan membela kaum muslimin, sedangkan ayahnya berada dalam barisan kaum Quraisy yang musrik dan kafir.
       Dalam arena pertempuran, ayahnya memburu Abu Ubaidah tetapi ia selalu mengelak, menghindar dan menjauh. Ayahnya tidak menyadari kenapa sang anak sengaja menghindar. Ia bahkan semakin penasaran dan bernafsu. Ayah Ubaidah terus mengubernya hingga tak ada pilihan lain untuk Abu Ubaidah selain menghadapinya dengan sungguh-sungguh. Dalam pertempuran  yang sengit itu Abu Ubaidah terpaksa membunuh ayahnya yang terus mendesak dan melawannya. Walaupun hatinya terasa berat tapi demi menegakkan amanat Allah dan rasulNya, Ubaidah terpaksa membunuhnya.
       Setelah peristiwa tersebut, Allah menurunkan firmanNya:
                           "Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan RasulNya, sekalupun orang-orang itu bapak bapak atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keleuarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripadaNya. Dan dimasukkan dibawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridho terhadap mereka dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmatNya). Mereka itulah golongan Allah. ketahuilah bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah golongan yang beruntung."
(Al Mujaadilah 22)


Suatu Peristiwa Pada perang Uhud
          Abubakar Assiddiq menyampaikan suatu kisah tentang jasa Abu Ubaidah pada perang Uhud, Rasulullah Saw terkena panah. Panah itu mengenai rahang atas wajah beliau. Ketika itu beliau memakai tutup kepala dari besi sehingga besi penutup wajahnya menancap ke rahang beliau di dua tempat. Dari wajah beliau darah terus bercucuran.
          Aku berusaha mendekati Rasulullah Saw tetapi sudah didahului oleh seseorang yang berlari dari arah timur. Ia berlari begitu cepat seperti kilat menyambar. Terus terang, pada saat itu aku merasa cemas, kalau-kalau orang yang datang itu pihak lawan. Maka segera aku berdoa pada Robbku, "Mudah-mudahan orang itu adalah orang yang patuh kepada Rasulullah Saw."
          Setelah aku berada di sisi Rasulullah barulah aku tahu ternyata dia adalah Abu Ubaidah ibnul Jarrah. Dia berkata kepadaku, "Aku mohon atas nama Allah, hai Abu Bakar agar engkau membiarkan aku mencabut lempengan besi ini dari wajah Rasulullah Saw."
           Abu Ubaidah lalu menggunakan kedua gigi depannya untuk mencabut besi tajam yang menancap ke dalam ke dua sisi rahang Rasulullah. Setelah mencabut besi itu, Abu Ubaidah terjatuh dan kedua gigi atas dan gigi bawahnya tanggal. Kemudian ia menggigit besi yang kedua dengan kedua gigi atas dan bawahnya yang masih tersisa, dan ternyata giginyapun tanggal pula.
          Aku dan Rasulullah Saw amat terharu melihat kesetiaan pengorbanan Abu Ubaidah. Betapa sayang dan cintanya ia pada Rasulullah sampai-sampai ia rela giginya hilang. Sejak saat itu di kalangan kaum muslimin ia dikenal sebagai si ompong, karena kedua gigi atas dan gigi bawahnya telah hilang.


Orang Yang Memegang Amanat
           Pada suatu ketika masyarakat Najran datang menemui Rasulullah Saw. Utusan itu minta kepada Rasulullah agar mengutus seseorang yang dapat mengajarkan kepada masyarakat Najran hukum-hukum agama Islam. Rasulullah Saw menyanggupinya  dan menjanjikan kepada mereka seraya berkata, "esok hari aku akan mengutus bersama kalian seorang yang benar-benar amin, benar-benar amin, benar-benar amin."  (beliau mengulangnya sampai tiga kali)
           Orang yang disebut 'amin' sampai diulangnya tiga kali adalah Abu Ubaidah. Ialah yang diutus mengerjakan syariat Islam kepada penduduk Najran.
           Dalam perihal amanat Umar Ra mengungkapkan pula kelebihan yang dimiliki Abu Ubaidah.
Aku benar-benar berharap agar aku ditunjuk Rasulullah Saw untuk menduduki jabatan itu. Setelah kami menunaikan shalat dzuhur bersama, Rasulullah melayangkan pandangannya ke kiri dan ke kanan sepertinya ada yang hendak beliau cari. Aku sengaja mengangkat kepalaku agar beliau melihatku. Tapi ternyata tidak. Beliau tidak mencari aku. Beliau terus melayangkan pandangannya dan ketika melihat Abu Ubaidah ibnul Jarrah beliau segera memanggilnya dan berkata kepadanya, "Wahai Abu Ubaidah, pergilah engkau bersama-sama dengan mereka (utusan masyarakat Najran). Jalankan hukum dengan penuh kebenaran terhadap segala apa yang mereka perselisihkan."
     
          Aku sempat tercenung dan aku kini menyadari itulah kelebihan yang tidak diraih oleh siapapun kecuali hanya oleh Abu Ubaidah Ra. Rasulullah Saw menyerahkan tugas yang mulia itu kepada Ubaidah karena beliau tahu Ubaidah adalah orang yang memegang teguh amanat.
          Dalam pertempuran "Dzatil Salasil" Rasulullah Saw mengirim bala bantuan tentara untuk membantu pasukan yang dipimpin oleh Amru ibnul Aash. Di antara prajurit itu terdapat Abubakar Ra dan Umar Ra , sedangkan komandan pasukannya adalah Abu Ubaidah ibnul Jarrah.
         Kepercayaan yang diberikan Rasulullah Saw terhadap Abu Ubaidah Ra membuat Umar ibnul Khattab berkata mengenai Ubaidah menjelang wafatnya:  "Kalau Abu Ubaidah ibnul Jarrah masih hidup maka aku akan menunjukinya sebagai khalifah pengantiku. Dan bila kelak Allah Swt bertanya kepadaku tentang apa sebabnya, maka aku menjawab, "Aku memilih dia karena dia seoarang pemegang amanat umat dan pemegang amanat Rasulullah."


Abu Ubaidah Seorang Panglima Besar
        Pada masa khalifah Abubakar Assiddiq Ra, panglima perang tentra Islam di wilayah timu, Khalid ibnul Walid telah dapat menyelesaikan perang melawan tentara Persi. Lima belas medan tempur teah berhasil dimenangkan oleh tentara Islam. Ketika itu yang menjabat sebagai panglima tentara Islam di wilayah barat (menghadapi tentara Romawi) dipegang oleh Abu Ubaidah.
        Tiba-tiba datang perintah kepada Khalid ibnul Wahid dari Abu Ububakar Ra. Abubakar Ra menyuruh Khalid pergi ke Syam dan menemui Abu Ubaidah di Yarmurk sambil memberikan sepucuk surat.

      Salamullah atas anda. Amma ba'du
      Aku mengangkat Khalid untuk memimpin pasukan di Syam. Jangan anda membantah dia, tetapi menurut dugaanku dia memiliki kepandaian tempur yang tidak anda miliki.
                                                                                                   Wassalam


        Setelah membaca surat itu, Abu Ubaidah segera menyerahkan jabatan kepemimpinannya kepada Khalid, sedang Abu Ubaidah menjadi pendampingnya dalam meraih kemenangannya.
       Setelah khalifah Umar Ra berkuasa dia melihat telah tiba saatnya untuk menyerahkan kembali kekuasaan militer kepada Abu Ubaidah. Khalid telah mencapai sukses besar di medan perang dan di saat damai Abu Ubaidah lebih tepat menduduki jabatan ini.
       Kedudukan tinggi dalam ketentaraan yang dipegang Abu Ubaidah malah menjadikan dirinya semakin rendah hati dan zuhud terhadap kemewahan dunia.
       Namanya semakin tenar. Rakyat semakin memuji dan mengagumi kekuatan jiwa dan amanatnya. Tapi ketenaran dan pujian ini membuat Abu Ubaidah semakin ciut dan kecut hatinya, sehingga dia berpidato di hadapan mereka.
                    "Wahai segenap manusia, sesungguhnya aku ini seorang muslim dari Quraisy. Tiada seorangpun dari kalian yang merah maupun yang hitam yang melebihi aku dalam bertakwa kepada Allah, maka benar-benar aku ingin menggantikan kedudukannya.

         Hormat setinggi-tingginya bagimu wahai Abu Ubaidah. kemuliaan Allah selalu menyertai agama yang telah melahirkan kepribadianmu dan kemuliaan bagi Rasulullah Saw yang telah mendidik dan mengajarmu.
         Ketika Amirul Mukminin, Umar ibnul Khattab, mengunjungi negeri Syam (Palestina), ia bertanya kepada orang-orang yang menyambutnya, "Mana saudaraku?"
Mereka bertanya, "Siapa?"
Umar Ra menjawab, "Abu Ubaidah ibnul Jarrah."
Tak lama kemudian Abu Ubaidah datang dan begitu melihat Umar Ra, mereka saling berpelukan erat, hangat dan mesra seperti dua orang kekasih yang sudah lama tak jumpa. Setelah itu mereka pun pergi ke rumah Abu Ubaidah.
         Sesampainya di rumah Abu Ubaidah, Umar melihat sekeliling rumah sahabatnya. Ia melihat rumah itu kosong, tiada diisi oleh parobot apapun. Yang ada hanya pedang, perisai, tombak dan sebuntal pakaian. Rupanya Ubaidah bisa tidur beralaskan kulit lapisan pelana kudanya dan buntalan pakaiannya ia gunakan sebagai bantal.
        Melihat suasana rumah Ubaidah, Umar tersenyum seraya bertanya, "Tidakkah engkau memakai untuk dirimu sebagaiman yang dipakai orang lain?"
Abu Ubaidah Ra menjawab, "Ya Amirul mukminin. Saya khawatir kalau-kalau nanti menjadi pembicaraan orang."


Wafatnya Abu Ubaidah
         Pada suatu hari ketika Umar Ra sedang sibuk menangani persoalan-persoalan pemerintahan tiba-tiba ia dikejutkan oleh berita tentang wafatnya Abu Ubaidah. Umar begitu terkejut dan merasa kehilangan. Matanya terpejam dan kepalanya tertunduk. Dari kedua bola matanya menetes air mata duka. Saat itu juga ketika ia mendengar berita tersebut Umar langsung berdoa memohon kepada Allah agar memberikan rahmatNya kepada Abu Ubaidah Ra. lalu Umar mengulangi ucapannya yang diucapkannya sebelumnya. Katanya, "Kalau aku mempunyai satu puncak keinginan maka aku ingin suatu rumah yang didalamnya penuh dengan orang-orang seperti Abu Ubaidah.
         Abu Ubaidah wafat di negeri Urdun di wilayah Syam dan jenazahnya dikubur di tempat yang pernah dibebaskannya dari cengkraman kerajaan penyembah api dan berhala, yaitu Persi dan Romawi.




2 komentar:

Unknown mengatakan...

toyyib....

kunjungi blog saya yaa....

http://amanatdarirakyat.blogspot.com/

Unknown mengatakan...

Ok

Posting Komentar