Minggu, 16 September 2012

Sa'ad Bin Abi Waqqash (orang pertama yang terkena panah fisabilillah)



Orang Paling Dahulu ke Arah Kebajikan
          Alah Swt berfirman:
                    "Dan orang-orang yang paling dahulu beriman. Mereka itulah orang yang ddidekatkan (kepada Allah)."   (Al Waaqiah 10-11)
Sa'ad  Ra berkata:
                  "Pada hari aku masuk islam tidak ada orang lain yang menyertaiku. Aku menanti seminggu lamanya dan sesungguhnya aku ini sepertiga Islam (artinya orang ketiga masuk Islam)."


Rasulullah Saw Bangga Terhadap Sa'ad
            Ada sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Jaabir Ra. katanya, ketika Sa'ad datang kepada Nabi  Saw, baliau bersabda:
                     "Inilah saudara ibuku, hendaklah memelihatku sebagai anak pamanya."  (HR. Ibnu Abdil Birr)

           Sa'ad dari kabilah Zuhroh sama dengan ibu Rasulullah Saw dan Sa'ad anak paman Aminah (ibunda nabi Saw). Sa'ad adalah orang yang berbudi luhur, berakhlak mulia lagi teguh imannya.


Tabah Mengahadi Kekerasan dan 
Tahan Dalam Penderitaan
           Orang beriman pasti mengalami ujian dan cobaan. Ukuran keimanan tergantung dari kesabaran karena sabar adalah separo iman.
           Allah berfirman:
                           Alif Laam miim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan:  "Kami telah beriman", sedang mereka tidak akan diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka. Maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta."
(Al Ankabut 1-3)
             Sa'ad berkata, "Ketika kaum muslimin dibaikot dan dikucilkan di Syi'ib Mekah, hampir tiga tahun lamanya yang kami makan bersama Rasulullah adalah daun-daunan sehingga kotoran kami menyerupai (kotoran) domba."
             Hampir tiga tahun lamanya mereka makan daun-daunan sehingga kedua sisi mulut mereka luka-luka. Tapi cobaan itu akhirnya berakhir dan kaum muslimin pun selamat.
Seorang mukmin yang diuji dengan kesusahan tentu akan diuji pula dengan kesenangan.
Rasulullah Saw bersabda:
                       "Aku lebih takut kalian menghadapi fitnah kesenangan daripada fitnah kesengsaraan."

            Banyak orang terseret ke jurang kerusakan karena harta kekayaan.
Firman Allah Ta'ala:
                     "Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas. Karena dia melihat dirinya serba cukup."  (Al Alaq 6-7)


Beberapa Ayat Al Qur'an Turun
Menyangkut Sa'ad
            Ketika ibunya mengetahui Sa'ad masuk islam, ia begitu berang dan bersumpah tidak akan bicara dengan Sa'ad. Ia juga mogok makan dan minum sampai Sa'ad meninggalkan agamanya dan kembali kepada agama yang dianut Quraisy.
            Ibunya berkata kepada Sa'ad, "kamu pernah mengatakan bahwa Allah berpesan kepadamu agar kamu patuh kepada ibu bapakmu. Aku ini ibumu dan aku menyuruhmu ke luar Islam tapi kamu tidak mematuhinya."
Tetapi Sa'ad tetap berpegang teguh pada Islam sampai ibunya menderita kepayahan sesudah beberapa hari berpuasa. Dan jatuh pingsan dan dikhawatirkan meninggal. Dia mengutuk Sa'ad dan menyuruhnya kembali kepada kekafiran.
            Sa'ad kemudian disuruh keluarganya menjeguk ibunya dengan harapan bila melihat sendiri keadaan ibunya, hati Sa'ad akan lunak dan luluh. Tetapi Sa'ad berkata kepada ibunya, wahai ibu ku, demi Allah, jika ibu mempunyai seratus nyawa dan nyawa-nyawa itu hilang satu demi satu aku tidak akan meninggalkan agamaku karena ibu."
           Setelah yakin akan keteguhan hati putranya, ibu Sa'ad akhirnya membatalkan puasanya. Ia diberi minum oleh anaknya "Ammarah."
Setelah kejadian itu turunlah ayat Allah:
                     "Dan kami wajibkan manusia (berbuat) kebajikan kepada kedua orang ibu bapaknya, dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya."
(Al Ankabut 8)


Doa Nabi Saw Untuk Sa'ad
             Sa'ad berkata, "Rasulullah Saw mendoakan aku:
      "Ya, Allah jadikanlah sasaran panahnya jitu dan kabulkan doanya."
Lalu doa nabi Saw dikabulkan Allah Swt.

        Setiap kali Sa'ad melepas panahnya pasti jitu, mengenai sasaran, dan setiap berdoa, doanya pasti dikabulkan Allah Swt. Dalam semua peperangan dia mampu mengalahkan lawan.
Sa'ad adalah orang Islam pertama yang melepas panah kepada musuh Islam dan orang pertama pula yang terkena panah.


Sa'ad dan perang Al Qodisiyyah
         Karya terbesar Sa'ad ialah tercapainya kemenangan yang gilang-gemilang atas musuh mereka, tentara persi dalam peperangan Alqodisiyyah yang dahsyat.
         Ketika Sa'ad menjabat sebagai panglima perang, dia memimpin pasukan pilihan yang terdiri dari 30.000 lebih tentara. Dia antara mereka 99 orang peserta perang Badar dan 318 orang dari yang berbait kepada Rasulullah (baiat Arridhwan) dan yang sebelumnya, dan 300 orang dari mereka yang membuka (menguasai) Mekah dan 700 orang putra-putra para sahabat.
        Menjelang pertempuran dahsyat perang Alqodisiyyah melawan tentara kerajaan Persi, Sa'ad sakit dan semakin parah sakitnya. Ia menderita kejang otot kaki dan bisul-bisul sehingga tidak memungkinkanya menunggang kuda. kemudian dia mengangkat Khalid bin Arfathah sebagai penggantinya dan menulis surat kepada para komandan pasukan. Isi surat itu berbunyi:
                   "Aku telah mengangkat Khalid bin Arfathah sebagai penggantiku. Aku berhalangan karena sakit di kakiku dan timbulnya bisul-bisul. Tetapi aku tetap mengarahkan wajah dan diriku untuk mengikuti jalan pertempuran. Dengarkan dan taati kepemimpinannya, dia yang memerintahkan tetapi mengerjakan perintahku."

        Perang Alqadisiyyah berlangsung beberapa hari lamanya.
Ketika kedua pasukan yang berhadapan itu akan memulai pertempuran, Sa'ad Ra memerintahkan agar pasukan tetap berada di tempat sampai selesai shalat dhuhur. Bila shalat selesai maka Sa'ad akan bertakbir dan pasukan ikut bertakbir dan bersiap siaga.
        Takbir Sa'ad yang kedua diikuti oleh pasukan yang segera memakai perlengkapan perang. Takbir Sa'ad yang ketiga diikuti pula dan pasukan berkuda bersiap diri. Takbir keempat diikuti pula dan seluruh pasukan menyerbu dan berbaur dengan pasukan musuh sambil mengucapkan:
                "Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah."

       Di sisi tampak kebesaran jiwa dan mental Sa'ad dalam memimpin pasukan dan terlihat pula kepandaiannya dalam menyusun taktik dan strategi pertempuran (perang). Dan akhirnya peperangan berakhir dengan kemenangan besar untuk kaum muslimin.
       Sa'ad mengirim seluruh laporan termasuk nama-nama orang yang mati syahid kepada khalifah Umar ibnul Khattab di Madinah.
Setelah beristirahat selama dua bulan, Sa'ad dan pasukan muslim melanjutkan serbuannya ke negeri Persi dan berhasil menguasai ibu kotanya yang terletak di sebelah timur sungai Dajlah, pada bulan Jumadil awal tahun 15 Hijriah.
      Istana raja mereka masuki dan tempat pemujaan api dalam ruangan istana (yang menjadi pusat penyembahan kaum mujusi) dipadamkan apinya dan diganti dengan dibangunnya sebuah mesjid.


Sa'ad Diangkat Gubernur Alkufah
         Setelah kemenangan demi kemenangan dapat dicapai oleh khalifah Umar Ra, Sa'ad diangkat menjadi gubernur Alkufah, Irak.
Sebagaimana lazimnya yang dialami orang-orang besar, Sa'ad pun tidak terlepas dari fitnah. Banyak laporan yang disampaikan kepada Amirul Mukminin, Umar Ra. Di antaranya disebutkan bahwa Sa'ad kurang khusyu (tekun) dalam shalatnya (sebagai imam).
         Sa'ad Ra lalu dipanggil ke Madinah. Ia menerangkan kepada Umar Ra bahwa yang dilakukannya adalah sesuai contoh shalat Nabi Saw, yaitu membaca surat yang panjang pada dua rakaat pertama dan bediri singkat pada rakaat-rakaat berikutnya. Dia tidak mengurangi dari apa yang bisa dilakukan Rasulullah Saw.
         Agar tidak menimbulkan fitnah di negeri yang baru dikuasai kaum muslimin, maka Sa'ad diberhentikan dari jabatanya, tapi kepercayaan Umar terhadap Sa'ad tetap kokoh dan utuh.
        Menjelang wafatnya Umar Ra, Sa'ad ditunjuk sebagai angota syura dan Umar juga berkata, "Apabila Sa'ad yang terpilih menjadi khalifah oleh majelis Syura baiklah, dan kalau tidak maka aku pesan kepada khalifah sesudahku agar mengangkat Sa'ad kembali untuk memangku jabatan. Sesungguhnya aku meberhentikan Sa'ad dari jabatannya bukan karena dia  lali atau berkhianat."

       Kemudian Utsman Ra melaksanakan wasiat Umar Ra dan mengangkat Sa'ad kembali sebagai gubernur Alkufah.
Tak lama sesudah memangku jabatannya yang kedua, ia mengundurkan diri dan menjauhkan diri dari kesibukan kemasyarakatan dan pemerintahan karena dilihatnya kini dikalangan kaum muslimin sudah banyak terjadi perubahan dan pergeseran nilai.
        Sa'ad Ra tidak membela diri terhadap segala macam tuduhan keji terhadap dirinya. Dia percaya terhadap dirinya sendiri dan dia yakin bahwa dia tidak pernah melanggar perintah dan larangan Allah. Oleh karena itulah, dia tidak memperdulikan tuduhan-tuduhan itu kecuali dengan berdoa kepada Allah:
              "Ya, Allah apabila orang yang memfitnah dan menundukkan itu karena riya, dusta dan ingin mendapat nama, maka butakanlah matanya, banyakkanlah anak-anaknya dan biarkanlah dia menerima balasan fitnah.

        Ternyata Allah Saw mengabulkan doanya. kenapa tidak? Karena Rasulullah Saw telah memohon kepada Allah agar doa Sa'ad dikabulkan.
Diriwayatkan oleh ibnul Atsir bahwa orang yang memfitnah Sa'ad tersebut menjadi buta, beranak sepuluh orang perempuan dan bila mendengar suara istrinya dia pegang erat-erat dan memaki-makinya seraya berkata, "Ini semua karena doa Sa'ad orang yang diberkahi."  Hidup orang itu menjadi menderita dan tersiksa.



Menjauhkan Diri Dari Fitnah
        Sesudah terbunuhnya khalifah ketiga, Utsman bin Affan Ra maka terjadilah fitnah besar. Kaum muslimin terpecah menjadi dua kubu yaitu pendukung Ali bin Abi Thalib Ra dan pendukung Muawiyah bin Abi Sufyan Ra.
       Hanya sebagian kecil yang memilih jalan selamat dari fitnah, diantara Sa'ad bin Abi Waqqash Ra.
Sa'ad yang pernah dicalonkan oleh Umar ibnul Khattab Ra untuk menjadi khalifah menolak jabatan itu dan menolak dirinya memihak kepada salah satu kubu. Ia bahkan menolak tawaran Muawiyah untuk menjadi pendukungnya seraya berkata, "Saya meninginkan sebilah pedang. Bila aku pukulkan kepada orang mukmin maka pedang tidak akan melukainya dan bila aku pukulan kepada orang kafir dia akan terpotong."


Wafatnya Sa'ad
        Ibnu Hajar meriwayatkan dari Amir bin Saad yang berkata, "Saad adalah orang terakhir dari kalangan Muhajirin yang wafat (yang dimaksut dari kalangan pria saja). Menjelang wafatnya dia minta diambilakn jubah dari wol (bulu domba) dan berpesan:
                  "Kafanilah aku dengan kain wol ini karena waktu berperang melawan kaum musrikin pada perang Badar aku memakainya, dan memang aku sengaja menyimpannya untuk keperluan tersebut."
Rahmat Allah bagimu hai Sa'ad.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar