Minggu, 09 September 2012

Azzubair Ibnul Awwam (pengikut setia rasulullah Saw)




            Mereka adalah dua serangkai. Bila yang seorang disebut maka yang kedua pun disebut. Mereka sama-sama beriman pada tahun yang sama dan wafat dalam tahun yang sama pula.
Kedua-duanya tergolong kesepuluh orang yang "  Mubasysyari bil Jannah".
           Azzubair masuk Islam dalam usia lima belas tahun dan ia hijrah dalam usia delapan belas tahun sesudah menderita penganiayaan dan siksaan bertubi-tubi karena mempertahankan keimanannya.
Pamannya sendirilah yang menyiksanya . Azzubair digulung ke dalam tikar, lalu kakinya digantung di atas dan dibawah kepalanya ditaruh api yang membara. Pamanya berkata, "Kembali kamu pada penyembah berhala!"
           Tapi Azzubair menjawab, "Saya tidak akan kembali kafir lagi sama sekali."


Peperangan Pertama Antara Syirik dan iman
             Azzubair adalah prajurit dakwah yang selalu menyandang senjata untuk melawan oarng-oarng yang menghendaki gugurnya dakwah islamiah selagi dalam kandungan. Kepahlawanannya telah tampak pertama kali pada waktu perang Badar.
            Dalam peperangan itu, pasukan Quraisy menepatkan pendekarnya di barisan terdepan yang dipimpin  Ubaidah bin Said Ibnul Aash. Dia dikenal sebagai seorang yang paling berani, paling pandai dalam menunggang kuda dan paling kejam terhadap lawan. Kaum Quraisy sengaja menepatkannya di barisan terdepan untuk menantang pahlawan-pahlawan berkuda kaum muslimin.
           Azzubair segera memandang ke arah Ubaidah. Ternyata seluruh tubuhnya berbalut senjata (baju besi) sehingga sulit ditembus dengan senjata. Yang tampak dari Ubaidah hanya kedua matanya saja.
Azzubair berpikir bagaimana caranya mengalahkan musuhnya yang berbaju besi itu dan ia menemukan cara yang jitu. Setelah siap, Azzubair terjun ke medan tempur dan terjadilah perang tanding yang seru sekali.
           Dalam dua kali putaran Azzubair mengarahkan lembingnya ke mata Ubaidah dan berhasil menusuk kedua mata itu sampai ke belakang kepalanya. Ubaidah, pendekar Quraisy itu berteriak dan terjatuh tersungkur tanpa gerak. Menyaksikan terbunuhnya Ubaidah yang tragis, barisan kaum musyrikin ketakutan.
          Lembing milik Azzubair kemudian diminta oleh Rasulullah Saw. lembing itu kemudian berada di tangan Abubakar, Umar, Utsaman, Ali dan Abdullah ibnu Azzubair meminta lembing itu untuk disimpanya.
          Terbunuhnya pendekar Quraisy Ubaidah menambah semangat juang umat Islam dalam setiap peperangan dan mereka selalu dapat memenangkannya.


Rasulullah Saw Sangat Mencintai Azzubair
          Rasulullah Saw merasa bangga terhadap Azzubair, dan ia bersabda:
                           "Setiap nabi mempunyai pengikut pendamping yang setia (Hawari) dan hawariku adalah Azzubair ibnul Awwam."

          Kecintaan Rasulullah Saw kepada Azzubair bukan hanya disebabkan ia anak bibi Rasulullah Saw atau karena suami dari Asma (putri Abubakar) yang pernah mengantar makanan ke gua Thur untuk Nabi Saw dan Abubakar, tapi karena Azzubair memang seorang pemuda yang setia, ikhlas, jujur, kuat , berani, murah tangan dan telah menjual diri dan hartanya kepada Allah Swt.
          Dia orang yang berkarakter tinggi dan berakhlak mulia. Keberanian dan kedermawanannya berimbang seperti seekor kuda balap yang sedang berpacu.
Dia adalah seorang pengolah perdagangan yang berhasil dan hartawan, tapi hartanya selalu diinfakkan untuk perjuangan Islam. Bahkan ia wafat dalam keadaan menanggung hutang.
         Jika tawakkalnya kepada Allah amat kuat dan ketika mendekati ajalnya, ia berwasiat kepada anaknya, Abdullah agar melunasi hutang-hutangnya.


Yang Pertama Menyambut Panggilan Jihad
              Bila diserukan "Ayo berjihad fi sabilillah!" Maka ia akan segera menjadi orang pertama yang datang menyambut seruan itu.  Oleh karena itulah, Azzubair selalu mengikuti seluruh peperangan bersama Rasulullah Saw. Selama hidupnya ia tidak pernah absen berjihad.
             Ketika kaum muslimin mengepung perbentengan bani Quraidah yang kokoh dan sulit dikuasai, Azzubair bersama Ali bin Abi Thalib menyeru dengan memanjat benteng tersebut. Dengan berani ia membuka pintu-pintu benteng itu sehingga kaum muslimin dapat memasuki dan menguasai perbentengan tersebut.
             Begitu pula kesigapan Azzubair dalam menyambut seruan jihad pada perang Alahzaab dan peperangan lainya sehingga bila Rasulullah Saw melihatnya, beliau tersenyum ridho dan gembira, seraya berkata:
              "Tiap nabi mempunyai kawan dan pembela setia (Hawari) dan di antara hawariku adalah Azzubair."
Azzubair tercatat dalam rombongan yang pernah hijrah ke negeri Habasyah sebelum hijrah ke Madinah.


Seorang Bernilai Seribu Orang
            Ketika Amru ibnul Aash meminta bala bantuan tentara kepada Amirul Mukminin, Umar ibnul Khattab, untuk memperkuat pasukan memasuki negeri Mesir dan mengalahkan tentara Romawi yang pada waktu itu menduduki Mesir, Umar Ra mengirim empat  ribu prajurit yang dipimpin oleh empat orang komandan, dan ia juga menulis surat yang isinya:
     "Aku mengirim empat ribu prajurit bala bantuan yang dipimpin empat orang sahabat yang terkemuka dan masing-masing bernilai seribu orang. Tahukah anda siapa empat orang komandan itu? Mereka adalah Azzubair ibnul Awwam, Ubadah ibnu Assamit, Almiqdaad ibnul Aswad dan Maslamah bin Mukhallid."

          Ketika menghadapi benteng Babilion, kaum muslimin sukar membuka dan menguasainya. Azzubair Ra memanjati dinding benteng dan tangga. Lalu ia berseru "Allahu Akbar" dan disambut dengan kalimat tauhid oleh pasukan yang berada di luar benteng. Hal ini membuat pasukan musuh gentar, panik dan meninggalkan pos-pos pertahanan mereka sehingga Azzubair dan kawan-kawanya bergegas membuka pintu gerbang maka tercapailah kemenangan yang gilang gemilang pada kaum muslimin.


Wafatnya Azzubair Ra
            Ketika terjadi pertempuran hari "Aljamal" antara pasukan yang dipimpin Siti Aisyah Ra dengan pasukan Ali bin Abi Thallib Ra, Azzubair bertemu dengan Ali dan menyatakan dirinya tidak lagi memihak dan akan berusaha mendamaikan kedua pasukan itu.
            Setelah itu maka dia pun pergi. Tetapi ternyata dia dibuntuti oleh beberapa orang yang menginginkan berlanjutnya fitnah dan peperangan. Azzubair ditikam ketika sedang menghadap Allah (dalam keadaan menunaikan shalat)



Selesai_



Tidak ada komentar:

Posting Komentar